SAHAM
Pengertian
Saham
Saham
adalah surat berharga yang menunjukan bagian kepemilikan atas suatu
perusahaan.jika anda membeli saham berarti anda memiliki sebagian kepemilikan
atas perusahaan tersebut. Dan anda berhak atas keuntungan perusahaan dalam
bentuk deviden, jika perusahaan membukukan keuntungan. Anda juga bisa mengambil
keuntungan dari naiknya harga saham tersebut dari waktu ke waktu.
10 Langkah
Memilih Saham Berkualitas
Bagaimana cara memilih saham
berkualitas? Emiten mana yang bagus? Kalau harganya oke tapi perusahaannya
meragukan terus gimana? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu sering hinggap di
pikiran mereka yang akan atau baru berpartisipasi di pasar saham. Untuk itu,
artikel ini akan membahas mengenai informasi-informasi penting yang perlu
dihimpun sebelum Anda menanamkan investasi di saham suatu perusahaan.
Penghimpunan informasi dalam rangka memilih saham berkualitas ini dilakukan
melalui pengecekan sepuluh poin esensial berikut:
1. Kapitalisasi
Langkah pertama adalah mencari
tahu seberapa besar emiten itu. Jangan hanya mengandalkan ingatan Anda saja,
karena perusahaan besar belum tentu namanya ramah di telinga. Yang penting
disini adalah memeriksa kapitalisasi pasar emiten. Kapitalisasi pasar bisa
memberikan informasi terkait seberapa tinggi volatilitas harga saham, seberapa
besar kepemilikan publik di emiten tersebut, serta potensi perusahaan ke depan.
Misalnya, perusahan berkapitalisasi besar dan super besar cenderung memiliki
aliran penerimaan lebih stabil dan volatilitas lebih rendah. Perusahaan mid-cap
dan small-cap, di sisi lain, bisa jadi hanya melayani satu segmen pasar saja
dan karenanya mengalami lebih banyak fluktuasi dalam hal harga saham dan
pendapatan.
Tentu saja, kita belum bisa mengambil keputusan
hanya dari langkah pertama ini saja. Ini baru langkah pertama bagi penyelidikan
lebih lanjut. Ketika Anda mulai menelaah angka-angka penerimaan dan profit,
misalnya, data kapitalisasi pasar akan memberikan sejumlah perspektif. Anda
juga harus mengkonfirmasi fakta-fakta penting lainnya dalam pengecekan ini.
2. Tren
Pendapatan, Profit, dan Margin
Saat menengok angka-angka
dalam laporan keuangan perusahaan, bisa jadi lebih baik diawali dengan melihat
tren pendapatan, profit, dan margin (RPM).
Tengoklah tren pendapatan
(revenue) dan net income selama dua tahun terakhir. Semua itu akan berhubungan
dengan laporan kuartalan (dalam 12 bulan terakhir) dan laporan tahunan (tiga
tahun terakhir). Selanjutnya, pengecekan singkat bisa dilakukan untuk
mengetahui rasio price-to-sales (P/S) dan rasio price-to-earnings (P/E).
Perhatikan tren terbaru pada kedua set data, apakah pertumbuhannya fluktuatif
atau konsisten, atau apakah terjadi perubahan besar (lebih dari 50% dalam
setahun) ke arah atas maupun bawah.
Margin juga harus diperiksa
untuk melihat apakah tren-nya secara umum naik, turun, atau tetap sama saja.
Informasi ini akan berperan penting pada langkah selanjutnya.
3. Kondisi
Pesaing dan Industri
Setelah Anda mendapatkan
gambaran tentang seberapa besar perusahaan dan berapa banyak pendapatannya,
maka langkah berikutnya adalah membandingkannya dengan industri dimana
perusahaan itu berada dan dengan pesaing-pesaingnya. Sebagian deskripsi sebuah
perusahaan bisa ditengok dari dengan siapa ia bersaing. Dengan melihat siapa
saja pesaing terbesar di setiap lini bisnis, Anda bisa mengukur seberapa besar
pangsa pasar keseluruhan bagi produk-produk yang dihasilkan perusahaan
tersebut.
Informasi tentang pesaing bisa
ditemukan bersama profil-profil perusahaan di daftar emiten dalam satu sektor.
Dan jika Anda masih kurang yakin, maka Anda bisa melakukan penyelidikan lebih
lanjut dengan meriset beberapa pesaing utama.
4. Penilaian
Rasio
Setelah semua informasi diatas
terkumpul, berikutnya adalah giliran menghitung Price Earnings Ratio (P/E) dan
sejenisnya bagi perusahaan yang sedang Anda teliti dan para pesaingnya.
Catatlah apabila ada kesenjangan yang cukup besar antar perusahaan di lini yang
sama untuk dicermati lagi.
Rasio P/E bisa membentuk basis
awal dalam penilaian di tahap empat ini. Perlu juga untuk diperhatikan angka
net earnings selama beberapa tahun untuk memastikan angkanya normal dan tidak
melejit karena mengalami perubahan drastis tertentu. Rasio P/E juga perlu
diamati sembari membandingkannya dengan Rasio P/B (price-to-book-ratio) serta
rasio dari perusahaan-perusahaan lain dalam satu industri. Karena kisaran angka
rasio bisa berbeda antara satu industri dengan industri yang lain, maka adalah
penting untuk memantau angka rasio dari beberapa pesaing dalam industri yang
sama.
Terakhir, kalkulasi Rasio PEG
(price/earnings to growth ratio) akan memperhitungkan juga ekspektasi
pertumbuhan earnings di masa depan dan membandingkanya dengan kondisi earnings
saat ini. Saham dengan rasio PEG mendekati 1 biasanya dinilai cukup bernilai
dalam kondisi pasar normal.
5. Kepemilikan
Saham dan Manajemen
Apakah perusahaan yang Anda
incar masih dijalankan oleh para pendirinya, ataupkah manajemen perusahaan
sudah digerakkan oleh orang-orang baru? Di perusahaan yang masih baru berdiri,
biasanya pendiri atau rekan-rekannya masih memiliki posisi dalam perusahaan.
Amati biodata tokoh-tokoh kunci perusahaan untuk melihat seberapa luas
pengalaman mereka.
Periksa juga untuk memantau
apakah para pendiri dan manajer memegang banyak saham, dan berapa banyak.
Anggaplah kepemilikan saham oleh manajemen teras perusahaan sebagai sesuatu
yang positif, dan apabila kepemilikan itu rendah sebagai kemungkinan adanya
masalah. Ini karena pemegang saham biasanya akan lebih dipedulikan apabila
orang-orang yang menjalankan perusahaan juga memiliki kepentingan akan performa
saham.
6. Laporan Keuangan
Perlukah investor mendalami
seluk-beluk laporan keuangan sebuah perusahaan tempat ia ingin menanamkan
dananya? Untuk pengamatan sekilas, sebenarnya melihat poin-poin tertentu saja
sudah cukup. Tengok Laporan Keuangan Konsolidasi untuk melihat asset dan
liability secara keseluruhan; perhatikan secara khusus kemampuan perusahaan
untuk membayar kewajiban-kewajiban jangka pendek dan jumlah utang jangka
panjang yang ditanggung perusahaan.
Perlu dicatat disini bahwa
banyak utang belum tentu buruk; karena ini tergantung juga pada model bisnis
perusahaan terkait. Beberapa perusahaan sangat padat modal, sedangkan
perusahaan lain bisa jadi hanya membutuhkan sedikit karyawan dan perlengkapan
untuk beroperasi. Lihatlah debt-to-equity ratio untuk melihat seberapa banyak
ekuitas positif yang dimiliki perusahaan; bandingkan juga dengan data pesaing
untuk mendapatkan perspektif yang lebih baik.
Jika angka-angka total aset,
liability, dan ekuitas berubah secara drastis dari satu periode ke periode
berikutnya, cobalah untuk mengetahui mengapa terjadi begitu. Membaca footnote
yang menyertai laporan keuangan dan laporan tahunan/kuartalan bisa memberi
sedikit petunjuk tentang ini, misalnya jika perusahaan tengah bersiap-siap
untuk meluncurkan sebuah produk baru, tengah mengakumulasi pendapatan, atau
semata menghabiskan modal. Pengamatan ini selayaknya bisa memberikan perspektif
yang lebih mendalam setelah Anda me-review tren profit terbaru.
7. Riwayat Harga
Saham
Setelah semua pengamatan
diatas, Anda tentunya perlu melihat riwayat harga saham. Sudah berapa lama
saham emiten itu diperdagangkan di pasar? bagaimana pergerakan harga sahamnya,
apakah naik-turun, ataukah mulus dan stabil? Faktor-faktor ini bisa memberi
Anda petunjuk tentang bagaimana proyeksi profit yang bisa didapat, karena akan
terefleksikan juga pada pergerakan harga saham di masa depan. Saham yang
volatilitasnya tinggi biasanya memiliki banyak pemegang saham jangka pendek,
yang mana hal ini bisa meningkatkan risiko yang harus ditanggung oleh investor.
8. Kemungkinan
Adanya Options dan Dilusi
Pantau juga apakah emiten
tersebut pernah menerbitkan options, melakukan dilusi, atau aksi lainnya yang
kemungkinan mengubah komposisi kepemilikan saham di perusahaan tersebut. Perlu
diingat bahwa penerbitan options atau dilusi bisa berdampak besar pada harga
saham jika Anda telanjur memilikinya.
9. Ekspektasi
Berikutnya, Anda perlu
menggali lebih jauh lagi untuk mengetahui bagaimana estimasi revenue dan profit
hingga dua sampai tiga tahun kedepan, tren jangka panjang yang tengah dialami
oleh industri dimana perusahaan itu beroperasi, serta informasi mengenai
kerjasama, joint venture, dan sejenisnya. Berita tentang akan dirilisnya produk
atau jasa baru bisa jadi membuat Anda tertarik untuk berinvestais di suatu
saham, tetapi Anda tidak bisa hanya terpaku pada satu hal saja tanpa melihat
gambaran yang lebih luas.
Umpamanya Anda mendengar
berita telah ditemukannya teknik baru pengilangan minyak yang bisa meningkatkan
output dua kali lipat. Jangan buru-buru menanamkan modal di perusahaan migas.
Teknologi baru belum tentu bisa langsung diaplikasikan, dan jika bisa
diterapkan pun biaya pengadaannya belum tentu murah. Juga, dalam kondisi dimana
tren harga minyak jatuh, output minyak yang lebih besar justru akan makin
membahayakan perusahaan.
10. Risiko
Jika Anda akan berinvestasi di
pasar modal, maka Anda tentunya mengetahui bahwa bersama potensi profit ada
potensi risiko. Oleh karena itu, pastikan bahwa Anda memahami risiko-risiko
perusahaan dan industri dimana ia berada. Apakah ada masalah dengan regulasi?
Bagaimana dengan manajemennya? Apakah perusahaan itu sering bergumul dengan
gugatan terkait pencemaran, ataukah ia dikenal ramah lingkungan? Dalam
perkembangan dunia terkini, apakah perusahaan itu punya kemampuan untuk unggul?
Bayangkanlah skenario terburuk dan kemungkinan dampaknya pada harga saham.
Setelah semua poin diatas
selesai diperiksa, apakah Anda merasa kurang mantap dan ingin mendalami lagi?
jika ya, maka lakukan saja. Artikel ini pada dasarnya hanya menyediakan panduan
sederhana bagi pemula. Mengikuti langkah-langkah ini bisa membantu Anda
mencapai keputusan vital, tetapi hasil akhirnya terserah Anda. Investor berpengalaman
biasanya me-review banyak peluang investasi sebelum menemukan sejumlah kecil
saham berkualitas yang layak untuk diamati lebih lanjut. Jadi, jangan risau
untuk mulai lagi dari awal bila setelah sampai di akhir ternyata perusahaan
yang Anda incar tidak ideal.
Berikut adalah daftar peringkat atau
ranking 15 perusahaan terbesar di Indonesia, dilihat dari aspek NET PROFIT
(data laba bersih perusahaan adalah data tahun lalu).
1. BRI : net profit 24 TRILIUN
2. Bank Mandiri : 20 triliun
3. ASTRA : 19 triliun
4. Telkomsel : 19 triliun
5. Pertamina : 18 triliun
6. BCA : 16 triliun
7. Telkom : 14 triliun
8. BNI : 11 triliun
9. HM Sampoerna : 10 triliun
10. Perusahaan Gas Negara : 8 triliun
11. Unilever : 5 triliun
12. Gudang Garam : 5 triliun
13. Semen Indonesia : 5 triliun
14. Indocement : 5 triliun
15. Indofood : 4 TRILIUN
- See more at:
http://strategimanajemen.net/2015/11/02/ranking-15-perusahaan-terbesar-di-indonesia/#sthash.kWSYvDA2.dpuf
Sumber :