Tuesday, January 6, 2015

budaya jawa



Pendahuluan
Budaya kejawen. Istilah ini mungkin sudah begitu akrab di telinga masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Jawa. Sebab budaya kejawen sudah menjadi “sesuatu” bagi orang jawa; bagian yang tak terpisahkan dari tradisi Jawa. Misalnya ada yang beranggapan  bahwa budaya kejawen adalah agama Jawi (agama orang Jawa). Ada pula yang mengatakan budaya kejawen adalah budaya orang Jawa. Ada pula yang melihat budaya kejawen hanya sebagai kepercayaan kebatinan. Dan, masih banyak lagi prakonsepsi tentang budaya kejawen.
Lantas apa sebenarnya budaya kejawen itu? Apakah ia adalah sebuah agama, budaya, aliran kebatinan, atau yang lainnya? Inilah pertanyaan yang sampai detik ini masih menjadi kontroversi. Dikatakan demikian, sebab jawaban dari pertanyaan tersebut di tengah masyarakat khususnya Jawa, sangat beragam. Beragam pendapat inilah yang kemudian memicu kontroversi mengenai devinisi atau makna sebenarnya dari budaya kejawen. Untuk menjawab permasalahan tersebut maka makalah ini saya buat sesuai dengan buku yang telah saya baca.
Meskipun ditataran makna terdapat kontroversi, namun ada satu hal yang tidak menimbulkan perdebatan mengenai budaya kejawen, yakni budaya kejawen atau ajaran kejawen sudah ada jauh sebelum Islam datang dan menyebar di Tanah Jawa. Bahkan, ajaran kejawen sudah ada sejak zaman kebuyutan (zaman di mana Pulau Jawa masih dihuni oleh sedikit manusia). Di zaman ini, agama tertua yang pernah ada di bumi pertiwi ini pun (Hindu dan Buddha) masih belum berkembang. Dengan demikian ajaran kejawen sudah ada sebelum masuknya agama Hindu, agama Buddha, agama Kristen dan agama Islam ke Tanah Jawa. Lalu seperti apakah budaya kejawen di zaman kebuyutan itu?
Terdapat sinkretisasi dan akulturasi budaya Jawa dengan nilai-nilai Islam, sehingga menyebabkan munculnya aliran Islam kejawen. Terlepas dari kontroversi ataukah bid’ah aliran Islam kejawen itu, yang jelas dalam praktik sehari-hari, banyak sekali umat Islam di Jawa yang masih mengikuti tradisi kejawen, seperti slametan, sesajen, laku puasa, dan lain-lain.

No comments:

Post a Comment